Perjalanan cinta itu panjang, mindsetbuntuerz. Nah, sepanjang perjalanan itu ada bagian yang lucu, sedih, romantis, ceria, dan masih banyak lagi, rame deh rasanya. Nah, cuplikan perjalanan yang diambil dan diangkat dalam sebuah novel adalah bagian yang sedih dan romantis. Bagian yang lucu dan ceria jarang banget diangkat. Di Marmut Merah Jambu ini, Raditya Dika sukses mengubek-ubek kisah cinta dengan sentuhan yang beda : Konyol.
Nggak perlu malu dianggep orang gila, baca buku cinta kok ketawa ngakak. Soalnya Raditya Dika memang sengaja selalu ngasih cuplikan konyol di tiap kisah cinta dalam buku ini. Gaya tulisannya yang blak-blakan, santai dan deket banget dengan kehidupan sehari-hari, bisa bikin kita ngerasa “”wah ini kisahku juga kayak gini nih”. Misalnya ada di bab Orang Yang Jatuh Cinta Diam-Diam, siapa sih yang nggak pernah jadi secret admirenya seseorang. Cuma ketemu selintas waktu lewat aja, udah bikin kita kebit-kebit malu. Nelfon cuma pengen denger suaranya dan ditutup. Berkali-kali pengen si doi tahu lewat berbagai cara, tapi akhirnya nggak berani. Sampai akhirnya waktu berlalu, orang yang jatuh cinta diam-diam cuma bisa mencintai dalam diam. Begitulah quote-nya.
Ada juga kisah PDKT sama cewek beken di sekolah jaman SMA. Saking groginya, milih baju aja ribut, mama yang ikut campur buat nyemangati anaknya juga malah bikin runyam. Masak mau kencan disemprot parfum mama, yang khas ibu-ibu banget. Pulangnya, pengennya romantis – bilang “aku seneng deh, hari ini jalan sama kamu” dengan menatap mata si doi. Boro-boro romantis, karena nggak lihat jalan, malah nabrak trotoar. Hehe, hayo mindsetbuntuerz pernah nggak PDKT dan ngelakuin banyak hal konyol? Begitulah Dika membawa kita, pada kenangan yang sama, tentang nggak rasionalnya orang yang lagi jatuh cinta.
Di buku ini juga diceritain lho, awal-awal Raditya Dika dan Sherina jadian. Nama Sherina diganti Shero di sini, tapi kejadian plus tempatnya sama. Buat kamu yang suka gossip, atau fans Dika dan Sherina, bisa cari tahu di Marmut Merah Jambu ini. Barangkali aja penasaran, kok bisa sih Raditya Dika yang kocak jadian sama Sherina yang serius ?? Hmm, lagi-lagi cinta membuka hati yang tak tampak.
Kelebihan buku ini, Dika punya alur yang khas. Ada twist ketika selesai membaca tiap kisah di dalamnya. Dan waktu membaca paragraph-paragraf terakhir buku ini, tawa kita akan reda menjadi senyum. Menutup buku Marmut Merah Jambu, sama seperti menutup buku kisah cinta yang lain – ada perasaan romantis dalam kegembiraan menertawakan diri sendiri.(zedt)